Cara Praktis menyimpan Bumbu kemasan agar awet dan tahan lama menggunakan mesin Mini retort
Bagi sebagian orang, memasak adalah kegiatan yang menyenangkan. Nggak cuma sekadar mengolah bahan makanan, namun juga bisa membuat mood menjadi lebih baik. Salah satu kunci agar memasak tidak gagal adalah lebih perhatikan pemilihan bumbu. Apalagi masakan khas Nusantara yang terkenal kaya akan bumbu dan rempah.
Bumbu basah instan sering kali menjadi pilihan praktis dan hemat bagi banyak orang. Pilihan bumbu kemasan pun bervariasi. Biasanya, bumbu basah ini dijual per satu jenis masakan untuk satu hingga empat porsi. Namun, berapa lama sebenarnya bumbu basah instan ini bisa disimpan?
Pengolahan makanan dengan mesin mini retort telah menjadi pilihan populer bagi banyak produsen makanan untuk memastikan keamanan dan meningkatkan masa simpan produk mereka. Mesin mini retort adalah perangkat yang menggunakan pemanasan dan tekanan tinggi untuk menghancurkan mikroorganisme patogen dalam makanan dan memperpanjang masa simpannya.
Head marketing PT. Sabana Barokah Agna Charissa mengatakan, bumbu kemasan SABA bisa tahan sampai 17 bulan. Lama penyimpanan bumbu kemasan ini bisa jadi berbeda dengan merek lainnya. Sebab bumbu kemasan yang dijualnya tidak menggunakan pengawet. “Kadar garamnya tinggi, itu yang bikin lebih awet,” ujar Agna saat ditemui Kompas.com pada Jumat (9/9/2022).
kemasan bumbu juga menjadi penentu berapa lama produk ini bisa disimpan. Agna menyampaikan, produknya menggunakan dua lapis kemasan. Bagian terluar bumbu kemasan berupa aluminium foil, sedangkan lapisan dalamnya berupa plastik nilon. Tingginya kadar garam dan jenis kemasan tersebut lah yang membuat penyimpanan bumbu kemasan cukup lama. Lain hal bila kemasannya sudah dibuka. Menurut Agna, bumbu kemasan tidak tahan lama setelah dibuka.
Baca Juga Artikel Berikut ini :
Umumnya, bumbu basah instan hanya tahan maksimal dua hari setelah dibuka. Itu pun bila disimpan di kulkas.
Lantas, Bagaimana Cara Menyimpan Bumbu dengan Tepat?
Supaya tidak salah menyimpan bumbu dapur di rumah, simak beberapa hal yang perlu diperhatikan berikut ini.
- Jauhkan dari paparan sinar matahari
Biasanya, dapur memiliki jendela untuk memperlancar sirkulasi udara agar tidak lembab. Namun, pastikan bumbu-bumbu dapur kamu tidak terkena sinar matahari, apalagi dalam waktu lama.
Soalnya, pancaran sinar matahari langsung bisa membuat bumbu dapur jadi mudah rusak, berair, bahkan berjamur. Lebih baik letakkan bumbu dapur di atas rak yang jauh dari jendela.
2. Simpan di tempat kering
Agar lebih aman dan tahan lama, letakkan bumbu dapur ke tempat kering. Kamu bisa menyimpannya di dalam lemari atau kabinet dapur. Cukup gunakan salah satu sekat di dalam kabinet. Cara lainnya adalah dengan menambahkan rak pada bagian pintu kabinet. Namun, pastikan ruang di dalam kabinet selalu kering. Hal ini bertujuan agar tidak tumbuh jamur di lemari.
3. Perhatikan tanggal kedaluwarsa bumbu instan
Setiap bumbu dapur memiliki tanggal kedaluwarsa yang berbeda-beda. Untuk itu, kamu perlu menyusun bumbu dapur sesuai tanggal kedaluwarsa. Pastikan bumbu dapur yang jarang kamu gunakan memiliki tanggal kedaluwarsa lebih lama.
Jadinya, bumbu dapur tetap bisa digunakan dan tidak terbuang sia-sia. Nah, pastikan juga kamu menyimpan bumbu dapur basah di dalam kulkas supaya tahan lama.
4. Letakkan stoples bumbu dapur di atas rak
Kamu juga bisa memindahkan bumbu dapur ke dalam stoples. Kemudian, tata stoples tersebut di atas rak atau lemari dapur atau rak troli dengan rapi. Hal yang paling penting pilih stoples yang bisa ditutup agar bumbu dapur tetap bersih.
5. Sesuaikan wadah dengan jenis bumbu dapur
Selain stoples, kamu bisa memakai tempat bumbu dapur sesuai dengan jenisnya. Misalnya, gunakan wadah bertutup rapat untuk menyimpan gula agar tidak dikerubungi semut. Sedangkan wadah berbentuk botol untuk menyimpan kecap.
Buat menyimpan garam dan penyedap rasa, kamu bisa memakai tempat bumbu yang dilengkapi sendok kecil, seperti berikut ini.
6. Menggunakan mesin sterilisasi retort
Proses sterilisasi retort adalah metode pengolahan makanan dengan pemanasan tinggi dalam kemasan tertutup yang kuat dan tahan panas. Dalam kasus ubi madu kemasan, ubi yang telah dikupas, dipotong, dan direbus terlebih dahulu dimasukkan ke dalam wadah kemasan yang tahan panas. Wadah tersebut kemudian dipanaskan dalam retort, sebuah mesin yang dapat menciptakan suhu dan tekanan tinggi untuk memastikan kematian mikroorganisme patogen.
Proses sterilisasi retort sangat efektif dalam membunuh bakteri, virus, dan jamur yang dapat menyebabkan kerusakan makanan dan penyakit. Setelah proses sterilisasi selesai, kemasan ubi madu akan memiliki umur simpan yang panjang tanpa perlu ditambahkan bahan pengawet kimia. Hal ini menjadikan ubi madu kemasan aman dikonsumsi dan tetap mempertahankan kualitas rasa dan nutrisi seperti ubi madu segar.
Konsultasi mesin mini retort melalui INAGI :
Telp: (0341) 302 5618
Phone/ WA:
Email: