Cara kerja Mini Retort

Mengungkap Cara Kerja Mesin Mini Retort

Dok: Inagi official

 

Tahukan kamu, bahwa makanan yang diolah dengan mesin retort sterilizer ternyata bisa diawetkan hingga bertahun-tahun tanpa bahan pengawet

Mungkin pertanyaan ini terdengar aneh, namun benar adanya, lho. Semua jenis makanan bisa awet tak ditumbuhi jamur dan bakteri jika diolah menggunakan teknologi retort dan disimpan pada kemasan kedap udara.

Apa itu teknologi retort?

Retort sejatinya bukanlah teknologi baru, karena telah ditemukan pertama kali pada tahun 1810 oleh Nicolas Appert. Nicolas sendiri merupakan ilmuwan yang juga menemukan teknologi pengalengan makanan.

Pada era ini, para ilmuwan mulai menemukan fakta bahwa ternyata makanan bisa diawetkan dengan menggunakan suhu tinggi alias dipanaskan. 

Penyebab basi atau kerusakan pada makanan sejatinya adalah oksigen dan mikroorganisme yang ada di udara. Terlebih pada makanan basah seperti ikan, ayam, telur, dan susu. 

“Mikoorganisme dan makhluk hidup tidak bisa hidup pada lingkungan yang ekstrim, cara paling mudah untuk membuat lingkungan tersebut ekstrim sehingga mikroorganisme tidak mampu tumbuh adalah dengan dipanaskan, diatur suhunya,” jelas Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, saat ditemui kumparan di Kembang Goela, Jakarta Pusat (30/3).

Baca juga artikel berikut :

Keuntungan Mini Retort

Sterilisasi merupakan salah satu proses pengolahan bahan pangan dengan tujuan membunuh mikroorganisme termasuk spora bakteri berbahaya agar bahan pangan menjadi lebih tahan lama dan aman dikonsumsi. Berkembangnnya teknologi pangan mempengaruhi munculnya beragam kemasan produk pangan.

Pengemasan produk pangan bertujuan untuk melindungi bahan pangan dari lingkunganya dan mempertahankan higienitas suatu bahan pangan agar lebih awet. Salah satu contoh pengemasan dengan tujuan pengawetan adalah dengan cara pengalengan. Buah yang dikalengkan lalu dilalui proses sterilisasi merupakan salah satu metode pengawetan makanan dan menjadi dasar desktruksi mikroorganisme oleh panas.

Proses sterilisasi dengan membunuh mikroorganisme biasanya dilakukan pada suhu tinggi, para ahli dibidang pangan menentukan waktu sterilisasi komersil adalah 121,1°C. Sterilisasi produk pengalengan (canning) perlu diatur sesuai dengan karakteristik bahan pangan yang dikalengkan. Pengolahan proses termal pada produk pangan dibagi menjadi 2 kategori yaitu pangan dengan kategori pH berasam rendah/low acid food (>4,6) dan kategori pangan asam/acid food (<4,6). Selain karakterisik bahan pangan, proses sterilisasi yang digunakan tergantung pada jumlah mikroba awal, suhu penyimpanan, keberadaan pengawet lain, aktivitas air, komposisi produk, serta ukuran dan tipe kemasan.

Berikut cara kerja mesin mini retort :

(1) Proses venting : merupakan proses pengeluaran udara yang ada di dalam retort sebelum proses sterilisasi dimulai. Umumnya udara yang ada didalam retort berkisar antara 70-80% dan perlu dikeluarkan karena untuk memanaskan kaleng buah digunakan uap panas murni yang jenuh bukan udara. Adanya udara akan menghambat penetrasi panas ke dalam kaleng karena udara merupakan isolator (penghambat panas).

Proses venting dimulai dengan mengeluarkan air yang masih ada di dalam retort melalui keran pipa, kemudian uap panas dimasukan kedalam retort melalui bleeder sekaligus saluran venting dibuka agar udara yang ada di dalam retort keluar. Proses sterilisasi tidak boleh dimulai sebelum proses venting benar-benar selesai dan telah tercapai suhu proses pada retort, ketika sudah tercapai, saluran venting ditutup agar yang ada di dalam retort hanya uap panas murni jenuh. Umumnnya dibuat grafik distribusi suhu di dalam retort untuk memastikan proses venting telah selesai.

(2) Come Up Time/ CUT : merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menaikan suhu proses sampai suhu retort yang diinginkan. Ketika uap panas dimasukan dan saluran venting ditutup maka akan terjadi peningkatan suhu di dalam retort. Waktu total yang dibutuhkan sejak awal proses venting dimulai sampai tercapai suhu retort yang diinginkan disebut sebagai come up time/CUT.

(3) Proses sterilisasi/cooking : pada pengalengan buah-buahan proses sterilisasi disebut juga sebagai proses pemasakan/cooking. Setelah kaleng selesai ditutup, akan masuk ke dalam retort menggunakan conveyor berjalan/pada sistem batch menggunakan rak. Suhu yang digunakan untuk proses cooking tergantung dari karakteristik bahan pangan (pH berasam rendah >4,6 atau pH asam <4,6), jumlah mikroba awal, suhu penyimpanan, keberadaan pengawet lain, aktivitas air, komposisi produk, serta ukuran dan tipe kemasan. Pada pemasakan/cooking kaleng buah suhu yang digunakan berkisar antara suhu 96-105°C dan 104-106°C tergantung dari ukuran kaleng.

Penentuan waktu dan suhu sterilisasi harus melalui uji penetrasi panas hingga didapatkan nilai sterilitas yang dinginkan. Nilai sterilitas/nilai kecukupan (Fo) panas harus mampu menjamin tercapainya keamanan produk pangan. Mesin yang digunakan untuk proses cooking yang dikenal di industri pengalengan buah adalah Continous Cooker Cooler (CCC), Food Machinery (FMC), dan Low Temperature Cooker Cooler (LTCC).

(4) Pendinginan/cooling : setelah melalui proses sterilisasi/cooking tahapan selanjutnya adalah pendinginan/cooling. Suhu yang digunakan untuk proses cooling berkisar antara 32°C-40°C. Suhu tersebut merupakan suhu optimal untuk proses pendinginan produk dalam kaleng, karena apabila produk di dinginkan dengan suhu di bawah 32°C dikhawatirkan akan menimbulkan titik-titik air pada permukaan kaleng yang dapat menyebabkan pengkaratan. Penggunaan suhu di atas 40°C sebagai suhu cooling akan menyebabkan waktu proses cooling semakin bertambah lama. Proses pendinginan umumnya dengan cara direndam pada air atau disemprot menggunakan spreader. Air yang digunakan untuk mendinginkan kaleng buah biasanya air yang ditambahkan dengan klorin dan pendinginanya dengan cara direndam. Kadar residu air klorin harus bernilai minimal 0,5 ppm dan maksimal 1,0 ppm. Air berklorin digunakan untuk mencegah adanya rekontaminasi mikrobiologis pada kaleng.

Parameter kecukupan proses termal dalam proses sterilisasi selain karakteristik produk dan dimensi dari kemasan juga penting mengetahui nilai ketahanan mikroba terhadap panas yang diberikan.

Ketahanan mikroba terhadap panas dinyatakan dengan nilai D dan Z, nilai D adalah waktu yang diperlukan pada suhu tertentu untuk membunuh 90% populasi mikroba target dalam proses sterilisasi dan nilai Z adalah suhu yang diperlukan untuk mengubah nilai D sebesar 90%. Nilai D tergantung suhu yang digunakan, semakin tinggi suhu semakin kecil nilai D artinya semakin tinggi suhu sterilisasi yang digunakan semakin pendek waktu proses karena semakin cepat mikroba yang dijadikan target mati dalam proses sterilisasi.

Dari parameter nilai D dan Z jelas bahwa kombinasi suhu dan waktu perlu diperhitungkan agar proses sterilisasi cukup untuk membunuh mikroba target, nilai kecukupan proses termal untuk membunuh mikroba target sampai pada level yang aman dinyatakan dengan nilai Fo (dalam menit). Proses sterilisasi dengan menggunakan mesin retort akan berjalan maksimal jika parameter-parameter untuk optimasi proses termal kaleng buah sudah diketahui. Catatan yang harus dijaga pada proses sterilisasi menggunakan uap air retort meliputi waktu saat uap dinyalakan (time steam on), waktu dan suhu venting (venting time and temperature), waktu sterilisasi tercapai, dan waktu saat uap dimatikan (time steam off).

 

Dengan Teknik retort memungkinkan penggunaan bahan-bahan segar dalam pengolahan makanan siap saji, yang membuat makanan tersebut lebih sehat dan lebih bergizi dibandingkan dengan makanan siap saji konvensional yang menggunakan bahan-bahan pengawet. Hal ini tentu saja menambah pilihan bagi konsumen yang lebih memperhatikan kesehatan dan nutrisi dalam konsumsi makanan siap saji.

Mesin Mini Retort Sterilizer atau dikenal mesin autoclave merupakan bentuk mini dari mesin mesin retort yang jauh lebih besar kapasitasnya. Dengan teknologi tinggi mesin Retort yang berfungsi mengawetkan makanan dalam jangka waktu yang lama sehingga cocok bagi usaha skala UMKM.

Mesin sterilisasi Retort ini dapat Mengawetkan makanan dalam jangka waktu yang lama. Produk makanan seperti rendang kemasan, sambal kemasan, sarden kaleng, daging frozen dsb.

Dimensi 50 liter : 55x52x130 cm

Material: Full Stainless Steel SUS304

Valve & Safety Tools : Thermodisplay, Safety Valve, Presure Gauge, Emergency Valve

Energy Source: LPG Stove

Insulator : Tahan Panas

After Sales : Garansi 1 tahun & buku panduan

Mesin dilengkapi roda

INAGI mengeluarkan produk mesin khusus untuk anda yang ingin mengawetkan makanan tanpa harus disimpan kedalam mesin pendingin.

Untuk Konsultasi mesin bisa melalui INAGI :

Mini Retort Sterilizer

Telp: (0341) 302 5618

Phone/ WA:

+62 815-5549-9975   /  https://wa.me/6281555499975   

Email:

inagiofficial@gmail.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Main Menu